Get Gifs at CodemySpace.com

Minggu, 25 September 2011

puisi

 puisi ..

1. puisi persahabatan
  

        Tiada mutiara sebening cinta..
        Tiada sutra sehalus kasih sayang..
        Tiada embun sesuci ketulusan hati..
        Dan tiada hubungan seindah persahabatan..
        Sahabat bukan
        MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
        EKONOMI yang mengharapkan materi..
        PPKN yang dituntut oleh undang-undang..
        Tetapi ..
        Sahabat adalah SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa..

2. puisi perpisahan


Sahabat, waktu telah mengantarkan kita pada satu titik pemahaman
bahwa di dunia ini tak ada yg abadi
Kini saatnya kita harus berjalan sendiri
Melangkah mengikuti takdir yang telah tergariskan
Dalam ruang dan waktu yang berbeda
Ketika kebersamaan menjadi langka
Ketika canda tawa begitu berharga
Sahabat, semoga waktu tak membuat kita lupa
Bahwa kita pernah ada
Pernah punya cerita
Sahabat, abadilah tercipta lebih dari cinta


3 . bekal hidupku

setiap waktu kau timang
daku sebagai permata
hati ayah dan ibunda
hingga kelak daku dewasa
doa selalu kau panjatkan
pada Tuhan Yang Maha Esa
agar kelak dapat menjadi ..
tunas bangsa dan agama
alangkah bahagia hidupku
selalu dalam buaian nan mesra
sepenuhnya kasih sayang ayah bunda
setiap saat di hati selalu membara
bila saatnya daku kan tidur
kau menyanyikan lagu merdu
sebagai curahan kasih sayang
untuk nanti menjadi bekal hidupku ..

4. puisi alam
Rinduku terpahat dalam batu suaraku mengalir bersama air bertebaran menjadi bunga-bunga keabadian.
Aku patrikan diriku pada alam cinta,tembang,lara,berlagu di pucuk cemara angin semilir padamkan gelora.
Aku tak,kaupun tak,kita tak paham bagaimana laut dengan cintanya mematrikan diri pada tebing terjal.
Aku ingin belah sepi tatkala bulan bersemi tapi kemana kan kupautkan rindu ketika air tak lagi bergemericik jernih.
Kepada alam jiwaku bermalam ..

Sabtu, 24 September 2011

efek rumah kaca


1. pengertian
Pengertian efek rumah kaca, Istilahefek rumah kaca atau dalam bahasa inggris disebut dengan green house effect ini dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkanrumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga bungaan. Mengapa para petani menanam sayuran di dalam rumah kaca ? Karena di dalam rumah kacasuhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca. Suhu di dalam rumah kaca bisa lebih tinggi dari pada di luar, karena Cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan rumah kaca tersebut. itulah gambaran sederhana mengenai terjadinya efek rumah kaca atau disingkat dengan ERL.kemudian dari pengalaman para petani di atas dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir. Lapisan atmosfir yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca atau ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca disingkat dengan GRK.Seandainya tidak ada ERK, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 derajat C — terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata bumi 330 derajat C lebih tinggi, yaitu 150 derajat C. jadi dengan adanya efek rumah kaca menjadikan suhu bumi layak untuk kehidupan manusia.Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan dengan pada tahun 50-an misalnya, saat ini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 derajat C lebih.
Hal tersebut bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan, GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida. hal tersebut di atas juga merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang terjadi saat ini.gambar di bawah ini merupakan contoh dari efek rumah kaca yang sudah berubah komposisi gas rumah kaca nya,
efek rumah kaca

BENCANA ALAM



Bencana alam di abad ke-20 sampai 21

Pemanasan Global karena suhu yang meningkat drastis selama tahun 2000-2009.
Pada abad ke-20, beberapa bencana alam yang paling umum adalah kelaparan dan wabah.[2]Sejak awal abad ke-20, lebih dari 70 juta orang tewas akibat kelaparan, dengan korban 30 juta orang tewas selama masa kelaparan di Cina dari tahun 1958-1961.[2] Di Uni Soviet, beberapa kali terjadi kelaparan yang diakibatkan kebijakan kolektif Stalin yang membunuh jutaan orang.[2]Dalam sejarah, kelaparan telah mengakibatkan munculnya sifat buruk manusia seperti kekejaman dan kanibalisme.[2] Bencana alam terburuk lainnya pada abad ke-20 adalah wabah.[2]Pandemi terburuk terutama adalah menularnya Flu Spanyol di seluruh dunia dari tahun 1918-1919 yang membunuh 50 juta orang, lebih banyak daripada korban Perang Dunia I yang terjadi sebelumnya.[2]
Pada abad ke-21, bencana alam yang semakin banyak terjadi adalah bencana terkait iklim yang disebabkan meningkatnya suhu bumi (pemanasan global).[10] Pemanasan global sebagian besar diikuti banjirkekeringan, cuaca ekstrim dan musim yang tak bisa diramal.[10] Perubahan iklim berpotensi meningkatkan kemiskinan dan kerentanan dalam jumlah besar.[10] Pada saat yang sama bencana iklim semakin meningkat, lebih banyak manusia yang terkena dampaknya dikarenakan kemiskinan, kurangnya sumber daya, pertumbuhan populasi, pergerakan dan penempatan manusia ke daerah yang tidak menguntungkan.[10]

[sunting]Jenis bencana alam

Bencana alam dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu bencana alam yang bersifatmeteorologis, bencana alam yang bersifat geologiswabah dan bencana ruang angkasa.[2]

[sunting]Bencana alam meteorologi

Bencana alam meteorologi atau hidrometeorologi berhubungan dengan iklim.[11] Bencana ini umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus, walaupun ada daerah-daerah yang menderita banjir musiman, kekeringan atau badai tropis (siklonhurikantaifun) dikenal terjadi pada daerah-daerah tertentu.[11] Bencana alam bersifat meteorologis seperti banjir dan kekeringan merupakan bencana alam yang paling banyak terjadi di seluruh dunia.[11] Beberapa di antaranya hanya terjadi suatu wilayah dengan iklim tertentu.[11] Misalnya hurikan terjadi hanya diKaribiaAmerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara.[4] Kekhawatiran terbesar pada abad moderen adalah bencana yang disebabkan oleh pemanasan global.[11]

[sunting]Bencana alam geologi

Letusan Gunung Merapi.
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi,tsunamitanah longsor dan gunung meletus.[11] Gempa bumi dan gunung meletus terjadi di hanya sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng tektonik di darat atau lantai samudera.[11] Contoh bencana alam geologi yang paling umum adalah gempa bumitsunami dan gunung meletus.[11]Gempa bumi terjadi karena gerakan lempeng tektonik.[11] Gempa bumi pada lantai samudera dapat memicu gelombang tsunami ke pesisir-pesisir yang jauh.[11] Gelombang yang disebabkan oleh peristiwa seismik memuncak pada ketinggian kurang dari 1 meter di laut lepas namun bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer per jam.[11] Jadi saat mencapai perairan dangkal, tinggi gelombang dapat melampaui 10 meter.[11] Gunung meletus diawali oleh suatu periode aktivitas vulkanis seperti hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar dan muntahan batu-batuan.[11] Aliran lahar dapat berupa banjir lumpur atau kombinasi lumpur dan debu yang disebabkan mencairnya salju di puncak gunung, atau dapat disebabkan hujan lebat dan akumulasi material yang tidak stabil.[11]

[sunting]Wabah

Wabah atau epidemi adalah penyakit menular yang menyebar melalui populasi manusia di dalam ruang lingkup yang besar, misalnya antar negara atau seluruh dunia.[12] Contoh wabah terburuk yang memakan korban jiwa jumlah besar adalah pandemi flucacar dantuberkulosis.[12]

[sunting]Bencana alam dari ruang angkasa

Bencana dari ruang angkasa adalah datangnya berbagai benda langit seperti asteroid atau gangguan badai matahari.[13] Meskipun dampak langsung asteroid yang berukuran kecil tidak berpengaruh besar, asteroid kecil tersebut berjumlah sangat banyak sehingga berkemungkinan besar untuk menabrak bumi.[13] Bencana ruang angkasa seperti asteroid dapat menjadi ancaman bagi negara-negara dengan pendudukyang banyak seperti CinaIndiaAmerika SerikatJepang, dan Asia Tenggara.[13]

[sunting]Dampak bencana alam

Kehancuran fasilitas akibat Gempa bumi Haiti 2010.
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomisosial danlingkungan.[14] Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.[14]Salah satu bencana alam yang paling menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa bumi, selama 5 abad terakhir, telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih banyak daripada korban gunung meletus.[11] Dalam hitungan detik dan menit, jumlah besar luka-luka yang sebagian besar tidak menyebabkan kematian, membutuhkan pertolongan medis segera dari fasilitas kesehatan yang seringkali tidak siap, rusak, runtuh karena gempa.[11] Bencana sepertitanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan pada komunitas manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu oleh bencana alam lain terutama gempa bumiletusan gunung berapihujan lebat atau topan.[4]
Manusia dianggap tidak berdaya pada bencana alam, bahkan sejak awal peradabannya.[3] Ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen darurat menyebabkan kerugian dalam bidang keuanganstruktural dan korban jiwa.[15]. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan manusia untuk mencegah dan menghindari bencana serta daya tahannya.[15] Menurut Bankoff (2003): "bencana muncul bila bertemu dengan ketidakberdayaan".[15] Artinya adalah aktivitas alam yang berbahaya dapat berubah menjadi bencana alam apabila manusia tidak memiliki daya tahan yang kuat.[15]

[sunting]Penanggulangan

Konstruksi rumah yang menggunakan sistem pegas untuk persiapan terjadinya gempa bumi.
Penanggulangan bencana alam atau mitigasi adalah upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan harta benda.[16] Lebih sedikit orang dan komunitas yang akan terkena dampak bencana alam dengan menggerakan program ini.[16] Perbedaan tingkat bencana yang dapat merusak dapat diatasi dengan menggerakan program mitigasi yang berbeda-beda sesuai dengan sifat masing-masing bencana alam.[16]
Persiapan menghadapi bencana alam termasuk semua aktivitas yang dilakukan sebelum terdeteksinya tanda-tanda bencana agar bisa memfasilitasi pemakaian sumber daya alam yang tersedia, meminta bantuan dan serta rencana rehabilitasi dalam cara dan kemungkinan yang paling baik.[16] Kesiapan menghadapi bencana alam dimulai dari level komunitas lokal.[16] Jika sumber daya lokal kurang mencukupi, maka daerah tersebut dapat meminta bantuan ke tingkat nasional dan internasional.[16]
Pada wilayah-wilayah yang memiliki tingkat bahaya tinggi ("hazard"), memilikikerentanan/kerawanan ("vulnerability'"), bencana alam tidak memberi dampak yang luas jikamasyarakat setempat memiliki ketahanan terhadap bencana ("disaster resilience").[15] Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah dan menangani tantangan-tantangan serius dari bencana alam.[15]Sistem ini memperkuat daerah rawan bencana yang memiliki jumlah penduduk yang besar.[15]

[sunting]Bencana alam di Indonesia dan penanggulangannya

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan dengan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan topan.[17] Sekitar 13 persen gunung berapi dunia yang berada di kepulauan Indonesia berpotensi menimbulkan bencana alam dengan intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda.[17]
Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia pada tahun 2004 yang memakan banyak korban jiwa di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara memaksa diadakannya upaya cepat untuk mendidik masyarakat agar dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi bencana alam.[17] Namun, upaya yang dilaksanakan tidak efektif karena persiapan menghadapi bencana alam belum menjadi mata pelajaran pokok dalam kurikulum di Indonesia.[17] Materi-materi pendidikan yang berhubungan dengan bencana alam juga tidak banyak.[17]
Laporan Bencana Asia Pasifik 2010 menyatakan bahwa masyarakat di kawasan Asia Pasifik 4 kali lebih rentan terkena dampak bencana alam dibanding masyarakat di wilayah Afrika dan 25 kali lebih rentan daripada di Amerika Utara dan Eropa.[18] Laporan PBB tersebut memperkirakan bahwa lebih dari 18 juta jiwa terkena dampak bencana alam di Indonesia dari tahun 1980 sampai 2009.[18] Dari laporan yang sama Indonesia mendapat peringkat 4 sebagai salah satu negara yang paling rentan terkena dampak bencana alam di Asia Pasifik dari tahun 1980-2009.[18] Laporan Penilaian Global Tahun 2009 pada Reduksi Resiko Bencana juga memberikan peringkat yang tinggi untuk Indonesia pada level pengaruh bencana terhadap manusia – peringkat 3 dari 153 untuk gempa bumi dan 1 dari 265 untuk tsunami.[18]
Walaupun perkembangan manajemen bencana di Indonesia meningkat pesat sejak bencana tsunami tahun 2004, berbagai bencana alam yang terjadi selanjutnya menunjukkan diperlukannya perbaikan yang lebih signifikan.[18] Daerah-daerah yang rentan bencana alam masih lemah dalam aplikasi sistem peringatan dini, kewasapadaan resiko bencana dan kecakapan manajemen bencana.[18] Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia yang dimulai tahun 2005, masih dalam tahap pengembangan.[18]
Menurut kebijakan pemerintah Indonesia, para pejabat daerah dan provinsi diharuskan berada di garis depan dalam manajemen bencana alam.[18] Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan tentara dapat membantu pada saat yang dibutuhkan.[18] Namun, kebijakan tersebut belum menciptakan perubahan sistematis di tingkat lokal.[18] Badan penanggulangan bencana daerah direncanakan di semua provinsi namun baru didirikan di 18 daerah.[18] Selain itu, kelemahan manajemen bencana di Indonesia salah satunya dikarenakan kurangnya sumber daya dan kecakapan pemerintah daerah yang masih bergantung kepada pemerintah pusat.[